A. KONSEP
MANAJEMEN
Pengertian
manajemen sangat universal tetapi tidak ada kesepakatan mengenai batasannya
banyak definisi yang dapat di pilih sesuai dengan tujuan masing-masing. Batasan
yang paling singkat mengenai manajemen ialah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Prinsip yang mendasari batasan ini adalah “komitmen pencapaian”, yakni komitmen
untuk melakukan kegiatan yang bertujuan, bukan semata-mata kegiatan. Untuk
menegaskan gagasan tujuan ini, maka batasannya dapat ditulis ulang sebagai: “Manajemen
adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan kemudiaan
menyelesaikannya”. Dengan kata lain, manajemen menentukan tujuannya dahulu
dengan pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan
mencapainya.
Menurut G.R. Terry
(2006) menyatakan bahwa:
“Manajemen adalah suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan pengawasan
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan Juliansyah Noor (2013) menjelaskan
bahwa manajemen adalah mengoordinasikan kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan dengan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Mary Parker
Follet (Juliansyah Noor, 2013) menyatakan, “Management is the art and science of getting thing done throught the
effort of the other people. Sedangkan
Harold Koontz (2005)
menjelaskan bahwa “Management is the
process of the designing and maintaining an environment in”.which individuals,
working together in groups, efficiently accomplish selected aims. Dan
Hellriegel (2005) mengemukakan bahwa kajian manajemen memiliki sifat-sifat
khusus, yaitu managements refers to the tasks and activities involved
inderecting an organization or one of
its units; planning, organization, leading and controlling.
Manajemen merupakan sebuah objek yang sangat
penting karena ia mempersoalkan penetapan serta pencapaian tujuan-tujuan. Manajemen
tidak saja mengidentifikasikan, menganalisis dan mengkombinasikan secara
efektif bakat orang-orang dan mendayagunakan sumber-sumber tersebut.
Brantas (2009:13), mengatakan bahwa terdapat
unsur-unsur manajemen yang kadang-kadang dinyatakan 6 M dari manajemen, yaitu :
1. Men,
tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif maupun
operatif.
2. Money,
uang yang dihutuhkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Methods,
cara-cara yang dipergunakan dalam mencapai tujuan.
4. Materials,
bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5. Machines,
mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan/dipergunakan
untuk mencapai tujuan.
6. Markets,
pasar untuk menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan.
Sumber-sumber tersebut dipersatukan dan
ditetapkan dapat tercapai dengan ketentuan bahwa segala sesuatu yang
berlangsung dalam batas-batas waktu, usaha, serta biaya yang ditetapkan.
B.
FUNGSI MANAJEMEN
Seperti yang dikemukakan di atas bahwa
manajemen merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah
tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa
fungsi pembagian yaitu:
1. Supaya sistematika umum bahasanya lebih teratur
2. Agar manalisis pembahasanya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaanya proses manajemen bagi
manager (Hasibuan 2005: 37)
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian
kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing
dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Secara rinci berikut ini dipaparkan
beberapa teori fungsi manajemen oleh para ahli.
1.
Henry Fayol
Fayol
dilahirkan tahun 1841 dari keluarga aristokratis di Perancis. Menjadi manajer
utama di pabrik tambang dan metalurgi yang terkenal Eropa. Fayol yakin bahwa
kesuksesannya dalam mengelola pabrik merupakan keterampilan mengembangkan
pengalaman dan instropeksi. Ia mengemukakan teori dan teknik administrasi untuk
mengelola administrasi yang komplek dalam bukunya Penelitian Ilmu Manajemen Tinjauan Filosofis dan Praktis (Juliansyah
Noor, 2013). Dalam buku tersebut Fayol menyatakan fungsi administrasi dan
manajemen adalah: (a) Perencanaan (planning) (b) Pengorganisasian (organizing), (c) Pemberian Komando (commanding)
(d) Pengkoordinasian (coordinating),
dan (d) Pengawasan (controlling).
Rangkaian
fungsi ini dikenal dengan akronim POCCC. Fungsi utama dari kelima fungsi
tersebut bagi Fayol adalah pada fungsi commanding.
Mengingat kondisi masyarakat Perancis yang waktu itu militeristik dan
perkembangan ilmu administrasi dan manajemen masih bersifat embrional. Sehingga commanding menjadi peran utama dalam
menggerakkan bawahan (Siagian, 2003).
2. Luther
Halsey
Gullick
Luther Halsey Gulick
dilahirkan di Jepang pada tahun 1892 dan merupakan seorang yang berpengalaman
di bidang administrasi dan pemerintahan. Gullick mengatakan bahwa fungsi-fungsi
utama administrasi dan manajemen adalah: (a) Perencanaan (planning), (b)
Pengorganisasian (organizing), (c) Pengadaan tenaga kerja (staffing),
(d) Pemberian bimbingan (directing), (e) Pengkoordinasian (coordinating),
(f) Pelaporan (reporting), dan (g) Pengawasan (controlling)
Rangkaian
fungsi dari Luther
Halsey Gulick dikenal dengan akronim POSDCRC. Luther Halsey
Gulick sependapat dengan Fayol berkaitan dengan fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasin (organizing) dan pengawasan (controlling). Selanjutnya Luther Halsey Gulick mengusulkan
fungsi pengadaan tenaga kerja (staffing) yang merupakan tindak
lanjut dari fungsi perencanaan (planning) dan Pengorganisasian (organizing).
Kemudian fungsi pengadaan tenaga kerja (staffing), perencanaan (planning)
dan pengorganisasian (organizing) merupakan bahan baku organisasi
yang perlu digerakkan dalam rangka pencapaian tujuan. Oleh sebab itu dibutuhkan
fungsi pemberian bimbingan (directing), dan pengkoordinasian (coordinating)
(Siagian, 1993).
Dari rangkaian
fungsi-fungsi tersebut, pemberian bimbingan (directing) memiliki fungsi
yang paling penting. Pemberian bimbingan (directing) merupakan konsep
yang lebih santun/lunak dari pemberian komando (commanding). Sesuai
dengan kondisi warga Amerika yang saat itu telah memiliki pemahaman tentang
ilmu admnistrasi dan manajemen (Siagian,
2003:84).
3. Gullick
& Lyndall
Fownes Urwick
Lyndall Fownes Urwick
adalah salah satu murid Fayol yang sangat rajin dan menulis buku komprehensif
tentang pengetahuan manajemen dengan judul The Element of Administration.
Bersama Gullick, Lyndall Fownes Urwick menghasilkan karya yang berjudul Papers
on the science of administration. Gullick dan Lyndall Fownes Urwick
mengatakan bahwa fungsi-fungsi utama administrasi dan manajemen adalah: (a) Perencanaan
(planning), (b) Pengorganisasian (organizing), (c) Pengadaan
tenaga kerja(staffing), (e) Pemberian bimbingan (directing), (f) Pengkoordinasian
(coordinating), (g) Pelaporan (reporting), dan (h) Penganggaran (budgeting).
Satu hal yang berbeda
dengan konsep Gullick adalah penggantian pengawasan (controlling)
dengan penganggaran (budgeting). Fungsi budgeting (penganggaran) sendiri
merupakan perluasan dari fungsi planning dalam hal perencanaan biaya
(Manullang, 1988). Secara rinci Budgeting (penganggaran), berarti pengikhtisaran sistem rencana anggaran
keuangan, baik sistem keuangan dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Rangkaian
fungsi dari Gullick
dan Urwick ini dikenal dengan akronim POSDCORB.
4. George R. Terry
Fungsi
manajemen yang ditulis George R. Terry dalam bukunya Principles of
Management terdiri dari: (a) Perencanaan (planning), (b) Pengorganisasian (organizing), (c) Pelaksanaan (actuating), (d) Pengawasan (controlling), dan (e) Evaluasi (evaluation).
George
R. Terry menggunakan kata pelaksanaan (actuating) dalam menggerakkan
bawahan, yang berarti usaha mendapatkan hasil dengan menggerakkan orang lain.
Istilah ini lebih lunak dibandingkan pemberian komando (commanding) dan pemberian
bimbingan (directing)
(Siagian, 2003:85).
5. Koontz
Harold & Cyril O’Donnel
Koontz
Harold and Cyril O’Donnel menulis buku manajemen yang berjudul Principles of
Management. Dalam bukunya Koontz dan O’Donnel berpendapat bahwa manajemen
adalah sebuah proses yang terdiri dari fungsi: (a) Perencanaan (planning)
(b) Pengorganisasian (organizing) (c) Pengadaan Tenaga Kerja (staffing)
(d) Pemberian Bimbingan (directing), dan (e) Pengawasan (controlling).
Dalam menggerakkan bawahan, Koontz Harold dan Cyril O’Donnel cenderung
mengambil fungsi pemberian bimbingan (directing) sebagai fungsi yang
paling penting (Siagian, 2003:85).
6. Ernest
Dale
Dale menyarankan tentang innovation (inovasi) dan representing (perwakilan) yang sama pentingnya dalam fungsi manajemen. Secara
lengkap Dale menyatakan fungsi manajemen terdiri dari: (a) Perencanaan (planning),
(b) Pengorganisasian (organizing), (c) Pengadaan tenaga kerja (staffing),
(d) Pemberian bimbingan (directing) (e) Inovasi (innovation), dan (f) Perwakilan (representing) dan (g) Pengawasan (controlling)
7. Oey
Liang Lie
Oey
Liang Lee merupakan guru besar manajemen UI. Oey Liang Lee menyatakan fungsi
manajemen sebagai: (a) Perencanaan (planning), (b) Pengorganisasian (organizing), (c)
Pemberian bimbingan
(directing), (d) Pengkoordinasian (coordinating) dan (e)
Pengawasan (controlling).
Sebagaimana definisi
manajemen yang
Oey Liang Lee berikan yaitu “seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada “human and natural
resources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”
8. William
Herbart Newman
William Herbart Newman
menyatakan fungsi manajemen sebagai: (a) Perencanaan (planning) (b) Pengorganisasian
(organizing) (c) Pengumpulan
sumber daya (assembling
of resources) (d) Pemberian bimbingan (directing), dan (d)
Pengawasan (controlling).
Pada dasarnya Assembling
of Resources (pengumpulan
sumber daya) memiliki istilah yang sama dengan staffing yaitu pemanfaatan sumber daya yang ada baik sumber daya
manusia maupun sumber daya alam agar memberi daya guna maksimal terhadap
organisasi (Manullang,
1988)
9. William Herbart Newman &
Charles E Summer
William Herbart Newman dan
Charles E Summer menyatakan dalam bukunya The Process of Management
bahwa fungsi manajemen terdiri dari: (a) Perencanaan (planning), (b) Pengorganisasian
(organizing), (c) Kepemimpinan (leading), (d) Pengukuran (measuring),
dan (e) Pengendalian (controlling).
William Herbart Newman dan
Charles E Summer berpendapat leading dan serta measuring and
controlling memegang peranan penting dalam manajemen.
10. James
Stoner
James Stoner berpendapat
bahwa fungsi manajemen adalah: (a) Perencanaan (planning), (b) Pengorganisasian
(organizing), (c) Kepemimpinan (leading), dan (d) Pengendalian
(controlling). Sebagaiman definisinya terhadap manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pemimpinan dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan sumber daya
organisasi dengan bantuan alat untuk mencapai tujuan organisasi.
11. Jess
B. Sears
Menurut
Jess B.Sears fungsi manajemen adalah: (a) Perencanaan (planning), (b) Pengorganisasian
(organizing), (c) Pemberian Bimbingan (directing),
(d) Pengkoordinasian
(coordinating) dan (e) Pengawasan (controlling)
12. ASSA
(American Association of School Administration)
Persatuan
administrator sekolah Amerika Serikat (American
Association of School Administration) pada tahun 1955 memperkenalkan
fungsi-fungsi manajemen yaitu: (a) Perencanaan
(planning), (b) Penjatahan sumber
daya (Allocating Resouces), (c) Peniruan (stimulating), (d) Pengkoordinasian
(coordinating), dan (e) Evaluasi (evaluating)
13. Gregg
Gregg mengemukakan
bahwa fungsi pokok manajemen itu meliputi: (a) Pembuat keputusan
(decision making), (b) Perencanaan (planning), (c) Pengorganisasian
(organizing), (d) Pengkomunikasian (communicating),
(e) Proses mempengaruhi (influencing), (f) Pengkoordinasian (coordinating), (g) Pengendalian (evaluating) (Marno & Supriyatno, 2008).
14. Campbell
Pendapat
Campbell
dalam bukunya yang ditulis bersama Gregg dan Litchfield menyatakan
fungsi manajemen terdiri dari: (a) Pembuat
Keputusan (decision making), (b) Pemrograman (programming), (c) Peniruan (simulating)
(d) Pengkoordinasian (coordinating),
dan (e) Penilaian
(appraising) (Marno & Supriyatno, 2008).
15. Johson
Johson, menyatakan fungsi
manajemen terdiri dari: (a) Perencanaan (planning), (b) Pengorganisasian (organizing), (c) Pengkomunikasian (communicating),
dan (d) Pengawasan (controlling)
16. John
F. Mee
John
F. Mee adalah seorang guru besar ilmu manajemen di Universitas Indiana. Dalam
kuliah dan karya ilmiahnya, John F. Mee mengatakan fungsi manajemen terdiri
dari: (a) Perencanaan (planning),
(b) Pengorganisasian (organizing)
(c) Pemberian
motivasi (motivating), dan (d) Pengawasan (controlling).
Inti teori John F. Mee
merujuk pada kondisi manusia yang bekerja pada suatu organisasi akan melakukan
kegiatan-kegiatan yang tidak terlepas dari keuntungan pribadi yang akan
diperolehnya. Sehingga motivating menjadi hal yang penting dalam
menggerakkan bawahan agar mau memberikan yang terbaik dari dirinya untuk
mencapai tujuan organisasi (Siagian,
2003:86).
Berdasarkan pendapat para ahli maka fungsi
manajemen d pelaksanaanya akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Perencanaan
(Planning)
Dalam ilmu
menejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok manajemen
adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan bahwa fungsi pokok
manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok
manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan
aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan
adalah dengan membuat perencanaan.
Definisi perencanaan dikemukakan oleh George R. Terry bahwa perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu.
Sedangkan
menurut Siagian perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan
secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang
dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
Dalam manajemen, Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa
rencana informal atau rencana formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan
untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai
tujuan tersebut. Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan
arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan
dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Berbagai batasan tentang planning
dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang
sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut
:
a. Tindakan
apa yang harus dikerjakan ?
b. Apakah
sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
c. Di
manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
d. kapankah
tindakan itu harus dikerjakan ?
e. Siapakah
yang akan mengerjakan tindakan itu ?
f. Bagaimanakah
caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut T. Hani Handoko (1995:79) menyatakan
bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu:
a. Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan.
b. Merumuskan
keadaan saat ini
c. Mengidentifikasi
segala kemudahan dan hambatan
d. Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Dari pendapat tersebut di atas, maka
perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Rencana
global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang.
b. Rencana
strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan
atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang,
dan
c. Rencana
operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna
menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun
perencanaan strategis. Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting
sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit
diprediksi, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan
manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan Iingkungan eksternal
lainnya.
Pada bagian lain, T. Hani Handoko (1995)
memaparkan secara ringkas tentang langkah-Iangkah dalam penyusunan perencanaan
strategik, sebagai berikut:
a. Penentuan
misi dan tujuan
Penentuan
misi dan tujuan yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan
tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer
puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer.
Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau
masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau
cara pengoperasian perusahaan.
b. Pengembangan
profil perusahaan
Pengembangan
profil perusahaan yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan
dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan
strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya-sumber
daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan
perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
c. Analisa
lingkungan eksternal
Analisis lingkungan
eksternal dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa
perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Di samping itu,
perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para
penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan
lembaga-lembaga keuangan sehingga kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi
secara langsung operasi perusahaan.
Meski pendapat di atas lebih menggambarkan
perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep
perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan,
khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia
dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga
membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin keerlanjutan
(sustainable) pendidikan itu sendiri.
2.
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) merupakan
kegiatan dasar dari manajemen, dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber
yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses. Proses
pengorganisasian haruslah dilaksanakan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan
beberapa aspek yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan, penetapan tugas bagi masing-masing individu, yang pada
intinya mengandung lima langkah yakni:
a. Meninjau ulang Rencana dan tujuan organisasi
untuk melihat aktifitas-aktifitas apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
untuk melaksanakan rencana tersebut.
b. Menetapkan aktifitas-aktifitas
pekerjaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (mendesain pekerjaan).
c. Mengklasifikasikan dan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang serupa dan saling berkaitan
(departemenisasi)
d. Memberikan penugasan dan delegasi
kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut (pendelegasian
pekerjaan).
e. Menyusun hubungan hierarki (vertikal
dan horisontal) antar orang-orang di dalam organisasi, agar terlihat jelas
aliran tanggung-jawab dalam pembuatan keputusan dan hubungan koordinasi antar
bagian (Rentang manajemen dan rantai komando).
Menurut Sudjana (2000) mengemukakan bahwa
pengorganisasian dilakukan melalui langkah-langkah yang berurutan, yaitu:
a. Memahami
tujuan yang akan dicapai dan kegiatan yang telah disusun dalam rencana.
b. Menjabarkan
kegiatan menjadi rincian pekerjaan.
c. Menentukan
persyaratan ketenagaan, menerapkan peraturan dan merekrut tenaga sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
d. Memadukan
tenaga, sumber-sumber lain dan pekerjaan kedalam organisasi yang cocok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Singkatnya pengorganisasian menghasilkan
organisasi yang harus dan dapat mendukung penjabaran rencana mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana
yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus
jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3.
Pelaksanaan (Actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen,
pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.
Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi.
Menurut George R. Terry mengemukakan bahwa actuating
disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan
dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah
bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan.
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut
memberikan manfaat bagi dirinya.
c. Tidak sedang dibebani oleh problem
pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau mendesak.
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan
bagi yang bersangkutan dan
e. Hubungan antar teman dalam
organisasi tersebut harmonis.
Pengarahan
merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta
efesien untuk mencapai tujuan. Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat
kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah
laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku
yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip, yaitu:
a.
Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak
pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan
semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu
mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain seperti: perencanaan,
struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.
Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat
memenuhi kebutuhannya yang mungkin tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan.
Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan
yang terlalu besar dan kebutuhan mereka
dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi
masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk
memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka
menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c.
Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat
penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana
para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya.
Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam
pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka
untuk memperoleh hasil maksimal.
Pada umumnya, pimpinan menginginkan
pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka.
Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
a. Orientasi merupakan cara pengarahan
dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan
dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan
tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai
masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi
tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya.
Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka
kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada
pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam
orientasi dapat berupa diantara lain: (1) Tugas itu sendiri, (2) Tugas lain
yang ada hubungannya, (3) Ruang lingkup tugas, (4) Tujuan dari tugas, (5)
Delegasi wewenang, (6) Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja, dan, (7)
Hubungan antara masing-masing tenaga kerja.
b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan
kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari
atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus
perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada
orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di
bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa:
1.
Perintah umum dan khusus
Penggunaan
perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk
meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum
memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
2.
Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan
bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus
diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari
adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan
walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya
diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
3.
Perintah formal dan informal
Perintah
formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan
tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah
informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan
ajakan.
4.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Menurut
Sudjana (2000), bahwa pengawasan adalah upaya memantau penampilan para
pelaksana program dan upaya memperbaiki kegiatan. Mengawasi adalah suatu
mekanisme kegiatan untuk memelihara agar pelaksanaan dan hasil kegiatan yang
dicapai sesuai dengan rencana. Selanjutnya dikatakan bahwa pengawasan berkaitan
dengan upaya penyusunan standar, pengukuran hasil atas dasar standar yang telah
disusun dan penentuan upaya perbaikan pengawasan yang efektif memberikan
manfaat penting bagi organisasi seperti penyajian standar pencapaian tujuan,
pengukuran yang akurat, pengalokasian imbalan, penetapan sanksi dan pengumpulan
serta pengolahan bahan untuk perbaikan kegiatan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu
kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila
terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan
yang diperlukan untuk mengatasinya.
5.
Evaluasi (Evaluation)
Hasil kerja yang telah dicapai dalam program
yang telah digariskan dibuat persentase realisasi pencapaian sasaran/target.
Dalam hal ini kepala sekolah dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada,
penyebab timbulnya hambatan/kendala, sehingga dapat untuk memperbaiki kinerja
mendatang.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di
atas maka dapat diberikan suatu gambaran bahwa dalam perspektif persekolahan,
agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien,
maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena
bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan
berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan
tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya
akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan
pendidikan pun tidak akan pernah tercapai sebagaimana mestinya. setiap kegiatan
pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis,
pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh
personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan
pengawasan secara berkelanjutan.
Apabila kita melihat secara umum di Indonesia
kepala sekolah negeri memiliki otonomi yang sangat terbatas dalam mengelola
sumber daya dan manajemen sekolah, mereka juga tidak dilengkapi dengan
kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang rendahnya pengetahuan kepemimpinan.
C. RUANG
LINGKUP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Manajemen
sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta
tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan
manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi,
manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi.
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu manusia tersebut harus
mempunyai nilai kompetensikarakteristik yaitu:
1. Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau
keinginan-keinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan
dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi
yang bersifat konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
4. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang pada
bidang yang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Biasanya
tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling benar,
tapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya itu.
5. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan
mental tertentu.
Walaupun
demikian agar peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron dengan visi,
misi, tujuan dan harapan organisasi maka manusia sebagai selah satu sumber daya
harus dapat melakukan penyesuaian terhadap perkembangan organisasi yang semakin
komppetitif.
Russell dan Bernandin
(dalam Gomes, 2000) Iingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua
aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia ini
secara umum mencakup; 1) Rancangan organisasi, 2) Staffing, 3) Sistem Reward
and punishment, 4) Manajemen Performasi, 5) Pengembangan Pekerja dan
Organisasi, dan 6) Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.
Siagman (1994) mengatakan bahwa, paradigma apapun yang diangkat
kepermukaan, manajemen sumber daya manusia dalam birokrasi harus berangkat dan
bermuara pada semangat pengabdian itu. Penegasan demikian berarti bahwa seluruh
Iangkah yang diambil dalam manajemen sumber daya manusia harus diarahkan pada
tersedianya tenaga kerja dalam birokrasi yang secara kuantitatif dan kualitatif
memenuhi tuntutan keseluruhan tugas dan peranan birokrasi dimana mereka menjadi
anggota. Langkah-Iangkah yang dapat diambil dalam mengelola sumber daya manusia
terdiri dari: 1) Perencanaan tenaga kerja, 2) Rekrutmen, 3) Seleksi, 4)
Penempatan sementara, 5) Penempatan tetap, 6) Penentuan sistem imbalan, 7) Perencanaan
dan pembinaan karir, 8) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan, 9) Pemutusan
hubungan kerja, 10) Pensiunan, dan 11) Audit kepegawaian.
Amstrong (dalam
Rachman, 1999) mengatakan bahwa, sumber daya manusia adalah harta yang paling
penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu ia harus mendapatkan perhatian
yang serius agar sasaran organisasi dapat dicapai sesuai dengan harapan. Salah
satu sarana yang dapat digunakan oleh pimpinan dalam rangka melaksanakan
investasi dan perhatian terhadap sumber daya manusia di dalam organisasi adalah
dengan melakukan pengembangan terhadap sumber daya manusia tersebut. Fungsi-fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi:
1. Pengadaan sumber
daya manusia
Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan memenuhi
kebutuhan akan sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Di dalamnya meliputi :
a. Analisis
pekerjaan, penentuan
kebutuhan tenaga kerja baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
b. Penarikan/perekrutan
calon tenaga kerja (recruitment),
menarik sebanyak mungkin calon-calon tenaga kerja yang
memenuhi pernyaratan yang dibutuhkan dari sumber-sumber tenaga kerja yang
tersedia.
c. Seleksi tenaga
kerja (selection),
merupakan proses pemilihan tenaga kerja dari sejumlah
calon tenaga kerja yang dikumpulkan melalui proses recruitment.
d. Penempatan
(placement), penempatan
tenaga kerja yang terpilih pada jabatan yang ditentukan.
e. Pembekalan
(orientation), dilakukan untuk
memberikan pemahaman kepada tenaga kerja terpilih tentang deskripsi jabatan,
kondisi kerja, dan peraturan organisasi.
2. Pengembangan
(Development)
Bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang telah
dimiliki, sehingga tidak akan tertinggal oleh perkembangan organisasi serta
ilmu pengetahuan dan teknologi.
a. Pelatihan dan
Pengembangan (Training and Development), meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang telah
dimiliki, sehingga tidak akan tertinggal oleh perkembangan organisasi serta
ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Pengembangan
Karir (Career Development),
tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan
harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu
diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai
dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada.
3.
Pemeliharaan
(maintenance)
Bertujuan untuk memelihara keutuhan sumber daya manusia
yang dimiliki. Wujudnya berupa rasa betah dan mempunyai kemauan untuk bekerja
dengan sebaik-baiknya pada organisasi.
a. Promosi dan pemindahan
Sebuah proses
dimana seseorang dapat memiliki kesempatan untuk menduduki jabatan diatasnya model perekrutan
internal.
b. Penilaian
Prestasi Kerja
sebuah penilaian kinerja sebuah
karyawan atas berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
c. Kompensasi Jabatan
(job compensation)
Usaha pemberian balas jasa atas prestasi yang telah
diberikan oleh tenaga kerja.
d. Kepuasan kerja/Integrasi
(integration)
Menciptakan kondisi
integrsi atau persamaan kepentingan antar tenaga kerja dengan organisasi yang
menyangkut masalah motivasi, kepemimpinan, komunikasi, konflik dan konselling.
e. Hubungan
Perburuhan/berserikat (Labour Relation)
Pembahasan masalah
perjanjian kerja perjanjian perburuhan, kesempatan kerja bersama, sampai penyelasaian
perselisihan perburuhan.
f. Pemisahan/Pemutusan
Hubungan kerja (Separation)
Menyangkut masalah
pemutusan hubungan kerja.
Jadi lingkup manajemen
sumber daya manusia mencakup kegiatan-kegiatan seperti yang terurai di atas.
Keterlibatan pekerja dalam kegiatan-kegiatan seperti itu dirasakan sangat
penting. Oleh karena itu para manajer harus berusaha mengintegrasikan
kepentingan dari para pekerja dengan kepentingan dari para pekerja secara
keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar